sponsor

sponsor

Slider

Gambar tema oleh kelvinjay. Diberdayakan oleh Blogger.

Featured Post

Filter - Regulator Dan Lubricator

Total Pengunjung eXpose

KRIMINAL

3/INFO%20KRIMINAL/post-grid

Recent

hosting terbaik

EKONOMI

3/INFO%20EKONOMI/big-col-left

PENDIDIKAN

Recent Tube

Business

Technology

Life & style

Games

Sports

Fashion

Filter - Regulator Dan Lubricator

  Untuk menghasilkan udara yang berkualitas pada sistem instalasi Pneumatic,ada baiknya kita memperhatikan beberapa alat yang di butuhkan seperti Air Filter,Regulator dan Lubricator.
Berikut admin sajikan contoh dari alat alat tersebut.
 1.Filter Udara
Air Filter SMC
Sebelum digunakan dalam sistem  instalasi pneumatik, udara perlu dilakukan penyaringan agar bebas dari kelembaban dan terjadinya kontaminasi. Filter udara berfungsi untuk hal tersebut. Elemen yang terdapat di dalam filter udara menghilangkan partikel dan kelembaban hingga sekecil 5 mikron.

  1. Regulator Tekanan Udara

Air Regulator SMC
Regulator tekanan udara digunakan sebagai pengatur tekanan yang dibutuhkan pada instalasi sistem penumatik. Regulator menggunakan piston untuk mendeteksi fluktuasi tekanan downstream, piston bekerja melawan tekanan spring. Pada tekanan downstream, mempengaruhi diafragma dan valve popper menjadi  terbuka.Penyesuaian ada pada posisi valve kecil yang membatasi tekanan downstream ke vale preset.

  1. Lubrikator Udara

Lubricator SMC

Pelumasan diperlukan pada bagian komponen internal pneumatik yang bergerak. Peningkatan proporsional dengan “oil mist” (kabut minyak) dengan meningkatkan aliran udara didapat dari spring loaded kecil. Dengan meningkatnya aliran udara maka valve akan terbuka dan perbedaan tekanan akan terjadi.

   Filter udara, regulator dan lubrikator atau pelumas dapat dikombinasikan untuk memastikan kesiapan udara bertekanan yang optimal untuk digunakan dalam sistem selanjutnya,dalam hal ini,biasa di sebut Air Combination.
Air Combination (AC) SM
 

Apa Itu Phneumatic??

  Pneumatik adalah sebuah sistem penggerak yang menggunakan tekanan udara sebagai tenaga penggeraknya. Cara kerja Pneumatik sama saja dengan hidrolik yang membedakannya hanyalah tenaga penggeraknya. Jika pneumatik menggunakan udara sebagai tenaga penggeraknya, dan sedangkan hidrolik menggunakan cairan oli sebagai tenaga penggeraknya. Dalam pneumatik tekanan udara inilah yang berfungsi untuk menggerakkan sebuah cylinder kerja. Cylinder kerja inilah yang nantinya mengubah tenaga/tekanan udara tersebut menjadi tenaga mekanik (gerakan maju mundur pada cylinder).

  Sistem pneumatik ini biasa diaplikasikan pada mesin – mesin industri. Dikarenakan kurangnya daya/kekuatan mekanik dari pneumatik. Maka pneumatik ini hanya bisa diaplikasikan pada mesin – mesin yang tidak terlalu membutuhkan tenaga mekanik yang kuat (mesin-mesin bertenaga ringan) dalam pengoperasiannya. Sedangkan untuk mesin-mesin yang membutuhkan tenaga mekanik yang kuat harus menggunakan sistem hidrolik. Berikut ini kelebihan dan kekurangan pada sistem pneumatik dan hidrolik:

Kelebihan pada sistem pneumatik:                                      
·         Ramah lingkungan / bersih (jika terjadi kebocoran dalam sistem perpipaan).
·         Udara sebagai tenaga penggerak memiliki jumlah yang tak terbatas
·         Lebih cepat dan responsif jika dibandingkan dengan hidrolik
·         Harganya yang murah

Kekurangan pada sistem pneumatik:
·         Daya mekanik yang dihasilkan kecil
·         Membutuhkan perawatan yang lebih tinggi, karena udara sebagai penggeraknya biasanya kotor dan mengandung air sehingga gesekan antara piston cylinder dan rumah cylinder besar dan mempercepat kerusakan pada air cylinder.

Kelebihan pada sistem hidrolik:
·         Memiliki daya mekanik yang besar
·         Cylinder hidrolik lebih awet bila dibandingkan dengan cylinder pneumatik (air cylinder).
·         Oli sebagai tenaga penggeraknya tidak akan habis/berkurang bila tidak 
terjadi kebocoran. Sehingga hanya diperlukan investasi diawal.

Kekurangan pada sistem hidrolik:
·         Tidak ramah lingkungan (jika terjadi kebocoran dalam sistem perpipaan).
·         Harga oli yang cukup mahal.
·         Kurang responsif bila dibandingkan dengan pneumatik.
      
      Cara kerja Phneumatic
        Udara disedot oleh kompresor dan disimpan pada reservoir air ( tabung udara) hingga mencapai tekanan kira-kira sekitar 6 – 9 bar. Kenapa harus 6 – 9 bar?? Karena bila tekanan hanya dibawah 6 bar akan menurunkan daya mekanik dari cylinder kerja pneumatik dan sedangkan bila bertekanan diatas 9 bar akan berbahaya pada sistem perpipaan atau kompresor. Baca berapa standar tekanan maksimal yang terdapat pada nameplate reservoir air dari kompresor. Selanjutnya udara bertekanan itu disalurkan ke sirkuit dari pneumatik dengan pertama kali harus melewati air dryer (pengering udara) untuk menghilangkan kandungan air pada udara. Dan dilanjutkan menuju ke katup udara (shut up valve), regulator, selenoid valve dan menuju ke cylinder kerja. gerakan air cylinder ini tergantung dari selenoid. Bila selenoid valve menyalurkan udara bertekanan menuju ke inlet dari air cylinder maka piston akan bergerak maju sedangkan bila selenoid valve menyalurkan udara bertekanan menuju ke outlet dari air cylinder maka piston akan bergerak mundur. Jadi dari selenoid valve inilah penggunaan aplikasi pneumatik bisa juga di kombinasikan dengan elektrik, seperti PLC ataupun rangkaian kontrol listrik lainnya. Sehingga mempermudah dalam pengaplikasiannya.